Pembahasan Singkat tentang Zona Transisi Antarmuka Suatu Material dan Salah Satu Contoh Penelitiannya

advertise here

Pernah dengar Zona Transisi Antarmuka?? Atau ITZ??

Gambar di atas merupakan sebuah material beton yang dilihat menggunakan salah satu alat mikroskop optik yang disebut Scanning Electron Microscopy atau disingkat SEM. Nah, material di atas memiliki garis antara matriks dan aggregat yang disebut ITZ. Apa itu ITZ?, mari kita bahas sedikit tentang ITZ berdasarkan dari beberapa jurnal penelitian yang telah saya baca.
ITZ merupakan singkatan dari Interfacial Transition Zone yang dalam Bahasa Indonesianya ialah Zona Transisi Antarmuka. 

ITZ merupakan daerah yang terbentuk karena adanya kehadiran partikel lain seperti aggregat, yang akan mengubah struktur mikro daerah itu. Kehadiran partikel lain ini akan membuat suatu ikatan tertentu dengan partikel dari bahan utama atau matriks pada sebuah material seperti beton. ITZ dapat terbentuk karena kedua partikel dari kedua bahan yang disatukan tidak tercampur menjadi satu material, namun kedua bahan tersebut menyatu karena ikatan antar partikel dari masing-masing permukaan kedua bahan tersebut. Bahan disini sudah berbentuk seperti pasta atau gel. Nah seperti kue lapis (pasti pernah lihat kan netter?), dari kedua bahan tersebut akan terlihat garis yang mengantarainya. Itulah yang dinamakan ITZ.

ITZ memiliki daerah yang sangat kecil yaitu 30 hingga 50 μm. ITZ berada antara matriks dengan aggregat pada material, dimana komposisi dari matriks dan aggregat sangat mempengaruhi daerah ini. ITZ pada umumnya merupakan daerah terlemah dan penanda batas kekuatan fase antara matriks dengan aggregat pada suatu beton, yang berarti sampe dimana kekuatan ikatan kedua bahan tersebut apabila diberi sebuah tekanan atau gaya, seperti gaya tarik atau gaya tekan (tekanan) dari salah satu sisi material yang memiliki ITZ tersebut.

Sifat ITZ pada beton dipengaruhi oleh komposisi yang digunakan dari kedua material, baik itu kekuatan ikatan dan kekuatan mekanik ITZ beton. Material aggregat dapat berasal dari bahan daur ulang yang akan memiliki sifat ITZ yang berbeda dengan sifat ITZ aggregat alami pada beton. Maksudnya, material daur ulang seperti bekas pembakaran batu bara (abunya) atau disebut abu terbang memiliki karakteristik yang beda dengan material yang berasal dari alam, seperti laterit atau lempung.

Zona transisi antarmuka juga dipengaruhi oleh tingkat dan cara penguringan sampel. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, zona transisi antarmuka dari sampel beton berbahan dasar abu terbang dan abu sekam padi yang dibakar menggunakan mikrowave (MIRHA) diperoleh hasil karakterisasi dari SEM dan kuat tekan yang baik apabila sampel (dari abu terbang dan abu sekam padi dibuat menjadi sebuah beton geopolimer) yang dirawat di tempat terbuka tanpa dilindungi dari paparan cahaya matahari lebih baik dibanding dengan dirawat menggunakan karung panas ataupun penjagaan suhu ruang tempat sampel di-curing. Dirawat disini merupakan metode dimana sampel didiamkan hingga 28 hari setelah proses pembuatan.

Berikut merupakan salah satu gambar material yang memiliki Zona Transisi Antarmuka atau ITZ yang dapat dilihat dengan mata telanjang.


Nah, sampai disitu pembahasan singkat saya tentang Zona Transisi Antarmuka, terima kasih sudah membaca halam ini sampai habis, dan maaf jikalau ada yang salah, wassalam.