Prinsip Kerja dan Penjelasan Singkat tentang Interferometer Michelson

advertise here

Dalam halaman kali ini kita akan membahas tentang suatu perangkat, alat yang digunakan untuk menghasilkan pola interferensi dari sebuah sumber cahaya monokromatik (biasa menggunakan laser) yang ingin diketahui panjang gelombangnya. Nah,, salah satu alat yang digunakan ialah Interferometer Michelson.


Gambar Salah Satu Perangkat Interferometer Michelson

Begini asal usul perangkat ini…. Interferometer Michelson diciptakan oleh Albert Abraham Michelson yang digunakan bersama kimiawan Amerika Edward Williams Morley pada tahun 1882, yang bertujuan untuk membuktikan ada atau tidaknya medium yang merambatkan cahaya di ruang hampa berupa eter. Dari hasil percobaannya, mereka menyimpulkan bahwa tidak ada medium yang dibutuhkan cahaya untuk merambat pada ruang hampa. Ditandai pola interferensi yang terbentuk. Dalam teorinya, apabila terdapat medium yang merambatkan cahaya, maka pada percobaan interferometer ini tidak akan terbentuk pola interferensi karena apabila dua berkas cahaya memiliki arah saling tegak lurus, maka akan terdapat perbedaan kecepatan rambat. Dapat diumpamakan eter itu sebuah air arus sungai, yang apabila sebuah benda mengapung dan mengarah mengikuti arah arus sungai, maka kecepatnnya akan lebih cepat dibanding kecepatan benda yang sama yang memiliki arah tegak lurus dari arah sungai. Artinya mengarah menyeberangi sungai. Begitulah teori yang dapat menggambarkan apabila eter itu ada. Namun yang terjadi pada percobaan tidak ada perubahan kecepatan cahaya yang terjadi yang ditandai dengan terjadinya pola interferensi pada layar interferometer. Pola interferensi ialah peristiwa bergabungnya atau menyatunya dua gelombang yang memiliki fasa yang sama dan identik. Dan apabila terjadi perubahan kecepatan pada salah satu gelombang cahaya pada percobaan ini, maka akan terjadi perubahan fasa, sehingga apabila dua gelombang disatukan tidak akan terbentuk pola interferensi.
Karena tujuan untuk membuktikan keberadaan medium yang merambatkan cahaya (eter) ini gagal, maka interferometer yang digunakan Michelson dan Morley akhirnya digunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya monokromatik dan untuk mengamati sifat medium optik menggunakan prinsip Huygens.
Nah... Prinsip kerja Interferometer Michelson sendiri ialah saat sumber cahaya laser ditembakkan ke arah lensa cembung, maka cahaya akan difokuskan ke satu titik dan akan mengenai lensa pembagi cahaya (Beam Splitter) dan akan membuat dua berkas cahaya yang satunya diteruskan ke cermin yang dapat digerakkan (geser) dan dibelokkan ke cermin yang tidak dapat digerakkan. Lalu dari dua cermin itu akan terpantul kembali ke Beam Splitter dan akan terjadi peristiwa interferensi yang akan nampak pada layar interferometer.

 
Sumber : Maretasari, Pradana, Purwanti, Rofiqoh. 2010 : 7

Pola interfernsi yang dibentuk pada layar ada dua jenis, yaitu pola konstruktif dan pola destruktif. Pola interferensi konstruktif ialah pola yang terjadi apabila dua gelombang cahaya yang menyatu tidak memiliki beda amplitudo, atau masing-masing memiliki amplitudo yang sama dari 0 derajat hingga 360 derajat. Sedangkan pola interferensi destruktif terbentuk apabila dua gelombang cahaya yang menyatu memuliki beda amplitudo 180 derajat atau kelipatannya. Pola terang pada gambar di atas ialah pada layar (screen) berbentuk lingkaran putih (warna bergantung pada sumber cahaya laser yang digunakan), dan pola gelap ialah yang berwarna hitam berbentuk lingkaran (namanya juga gelap,, hehee).
Okelah kalau begitu netter, semoga apa yang saya sajikan kali ini bermanfaat untuk kita semua, dan apabila ada kesalahan mohon dimaklumi karena saya bukanlah makhluk sempurna. Dan maaf bagi yang kepalanya pusing setelah membaca halaman saya kali ini. Terima kasih karena ingin membaca postingan saya kali ini. Bye bye and wassalam.... ^_^